Strategi Israel Di Kaukasus Selatan

Penyusun: Burak Chalishkan

Penerjemah: Isra Muhammad

Ulasan Terjemahan: Mashta Unalmish

Israel adalah salah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan Azerbaijan pada tanggal 25 Desember 1991. Hubungan diplomatik antara kedua negara didirikan pada tahun 1992, dan Israel membuka kedutaannya di Baku pada Februari 1993. Meskipun pemerintah Azerbaijan ingin membalas, namun tidak mencoba membuka kedutaan besar atau konsulat di Israel untuk menghindari kritik dari dunia Islam.

Peningkatan pengaruh Rusia dan Iran di wilayah selama perang di Suriah dan peristiwa Musim Semi Arab menimbulkan kekhawatiran bagi Israel. Sebagai respons geopolitik terhadap situasi ini, Tel Aviv mencoba meningkatkan pengaruhnya di Kaukasus Selatan. Meskipun Azerbaijan berusaha meyakinkan komunitas Islam bahwa hubungan dekatnya dengan Israel hanyalah reaksi terhadap aliansi Iran-Armenia di wilayah tersebut, kehadiran Israel di Kaukasus Selatan erat kaitannya dengan Turki. Oleh karena itu, upaya Israel di wilayah ini menarik perhatian Turki, Rusia, dan Iran, negara-negara dengan hubungan sejarah yang erat dengan Kaukasus Selatan.

Orang Yahudi di Azerbaijan adalah elemen penting dalam hubungan bilateral antara kedua negara. Diketahui bahwa Israel berhubungan erat dengan orang Yahudi ini, yang memiliki organisasi masyarakat sipil, surat kabar, sekolah, dan lembaga keagamaan di Azerbaijan. Orang Yahudi di Azerbaijan bekerja untuk mempromosikan gagasan persahabatan Israel dengan Azerbaijan melalui organisasi dan kegiatan media ini, dan mereka memberikan kontribusi penting untuk mengembangkan hubungan bilateral dengan Israel.

Studi ini menunjukkan bahwa hubungan bilateral antara Azerbaijan dan Israel bergantung pada prinsip saling ketergantungan dalam industri minyak dan senjata. Israel, yang mengalami kesulitan dalam mengakses minyak dan gas alam karena hubungannya dengan tetangganya di Timur Tengah, menganggap Azerbaijan sebagai sumber daya penting dalam hal ini. Azerbaijan juga sangat bergantung pada Israel untuk pasokan senjata karena tekanan internasional yang semakin meningkat terkait lobi Armenia. Israel memenuhi sebagian besar kebutuhan senjata Azerbaijan, tetapi jelas bahwa nilai yang diberikan Azerbaijan kepada Israel tidak tercermin di pihak Israel.